Stigma

Sekian lama tak memposting di blog ini, setelah saya mengikuti Writingthon Jelajah Garut yang akhirnya saya kalah. Saya kali ini akan membahas mengenai rencana saya ke depan. Rencana yang dari dulu saya cita-citakan, yaitu menjadi novelis.

Apa yang saya akan tulis? Pokoknya salah satu kata kuncinya adalah: Hitam, Stigma. Untuk terkait hitam bisa baca postingan saya sebelumnya di prana berikut ini: https://imagiences.blogspot.com/2019/10/hitam-sebuah-mukadimah-postingan.html

 Lalu, ada yang tahu stigma itu apa? Menurut dari website oxford dictionary online (diakses pada tanggal 13 Oktober 2019), stigma adalah:

1. feelings of disapproval that people have about particular illnesses or ways of behaving

2. the part in the middle of a flower where pollen is received

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (diakses di tanggal yang sama), stigma adalah:

1. ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya; tand

2. kepala putik

Logo anti stigma

Dari pengertian pertama di kedua bahasa itu terkesan mendeskreditkan, bukan? Nah dari negatif ini saya ulik. Mudah-mudahan saja pembaca, atau setidaknya penerbit bisa menerima. Karena kehidupan itu tidak selamanya bernilai positif dijadikan pembelajaran, negatif pun bisa dijadikan wahana belajar untuk memotivasi diri.

Berdasar karena negatif dan adanya kampanye anti stigma, saya tertarik mengangkat tema ini. Dengan isu negatif tapi setidaknya bisa mengangkat korban-korban stigma agar tidak dideskreditkan, maka saya memanusiakan mereka. Setidaknya secara tidak langsung dengan mengkampanyekan anti stigma. Walau saya bukan penggerak aktivis anti stigma, tapi saya memiliki riset observasi partisipan dalam proyek ini.

Mudah-mudahan kita bisa tergerak untuk jangan memperkeruh stigma yang ada dalam masyarakat. Mari kita jalin manusia satu dengan manusia lain tanpa adanya stigma. Karena manusia yang mendapat stigma pun memiliki hak untuk hidup.